Jumat, 11 Agustus 2023

Bagaimana Asal-Usul Sekaten Yogyakarta

Asal-Usul Sekaten Yogyakarta: Perayaan Agung yang Sarat dengan Sejarah dan Budaya

Sekaten adalah salah satu perayaan agung yang sangat terkenal di Yogyakarta, Indonesia. Merupakan tradisi yang kaya akan sejarah dan budaya, Sekaten diperingati setiap tahun untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini berlangsung selama tujuh hari, dimulai pada bulan Mulud dalam penanggalan Jawa.

Asal-usul Sekaten Yogyakarta dapat ditelusuri hingga masa pemerintahan Kerajaan Mataram Islam di Jawa, khususnya pada masa Sultan Agung. Raja Sultan Agung Hanyokrokusumo memerintah pada abad ke-17 dan memainkan peran penting dalam memperkuat dan memperluas wilayah kekuasaannya. Selama masa pemerintahannya, beliau juga memperkenalkan berbagai tradisi keagamaan dan budaya yang terus diwariskan hingga saat ini.

Sultan Agung dikenal sebagai pendiri Sekaten dan dianggap sebagai tokoh sentral dalam perayaan ini. Beliau memerintahkan agar perayaan Sekaten diselenggarakan setiap tahun untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk menyatukan rakyat dan menguatkan keimanan serta mempromosikan nilai-nilai Islam.

Sekaten awalnya diadakan di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, tempat berkumpulnya rakyat untuk berziarah dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selama tujuh hari perayaan, keraton dan alun-alun menjadi pusat kegiatan yang dipenuhi dengan berbagai atraksi dan perayaan.

Salah satu acara puncak dalam perayaan Sekaten adalah kirab gunungan. Gunungan merupakan sebuah tumpeng besar yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti beras, buah-buahan, dan kembang setaman yang dirangkai dengan indah. Kirab gunungan ini diarak keliling kota oleh para abdi dalem keraton, diiringi dengan musik gamelan dan tarian tradisional. Kirab gunungan ini melambangkan kelimpahan dan berkah yang diharapkan bagi masyarakat.

Selain kirab gunungan, Sekaten juga dipenuhi dengan berbagai kegiatan religius dan budaya. Ada pasar malam yang ramai dengan pedagang yang menjajakan berbagai barang, makanan tradisional, dan kerajinan tangan. Ada juga pentas seni tradisional seperti wayang kulit, tarian, dan musik gamelan yang menarik perhatian pengunjung.

Perayaan Sekaten bukan hanya acara hiburan semata, tetapi juga memiliki nilai-nilai religius yang mendalam. Dalam setiap perayaan, ada pula pengajian dan ceramah agama yang memberikan pemahaman lebih dalam tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam.

Hingga saat ini, Sekaten terus menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi Yogyakarta. Setiap tahun, ribuan orang, baik penduduk lokal maupun wisatawan, datang untuk merayakan dan merasakan kehangatan