Selasa, 25 Juli 2023

Atom Atau Ion Yang Kulit Terluarnya Bukan Ns2 Np3 Adalah

Atom atau Ion dengan Kulit Terluarnya Bukan ns2 np3

Struktur elektronik atom dan ion sangat penting dalam memahami sifat dan reaktivitas mereka. Secara umum, atom atau ion dengan kulit terluarnya yang terisi penuh adalah yang memiliki konfigurasi ns^2 np^6. Namun, ada beberapa pengecualian terhadap aturan ini di mana kulit terluarnya bukanlah ns^2 np^3. Mari kita jelajahi beberapa contoh pengecualian ini.

Salah satu contoh yang terkenal adalah logam transisi, seperti tembaga (Cu) dan kromium (Cr). Tembaga memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d^10 4s^1, sedangkan kromium memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d^5 4s^1. Meskipun seharusnya menurut aturan, kulit terluar mereka harus terisi penuh (ns^2 np^6), faktanya mereka memiliki satu elektron tambahan di subkulit 4s. Hal ini disebabkan oleh interaksi dan stabilitas yang kompleks antara orbital 3d dan 4s dalam atom ini. Kondisi serupa juga terjadi pada beberapa unsur transisi lainnya seperti perak (Ag) dan emas (Au).

ada juga ion yang dapat memiliki kulit terluarnya bukan ns^2 np^6. Contohnya adalah ion positif yang dikenal sebagai kation. Ketika atom netral kehilangan satu atau lebih elektron, kulit terluarnya berkurang dan menjadi kurang dari ns^2 np^6. Sebagai contoh, ion magnesium (Mg^2+) memiliki konfigurasi elektron [Ne] 3s^2 ketika menjadi kation dengan kehilangan dua elektron. Ion ini memiliki kulit terluar yang terdiri dari hanya satu subkulit (3s^2), bukan ns^2 np^6 seperti yang diharapkan.

Demikian pula, ion negatif yang dikenal sebagai anion dapat memiliki kulit terluarnya yang berbeda dari ns^2 np^6. Ketika atom netral mendapatkan satu atau lebih elektron tambahan, kulit terluarnya menjadi lebih dari ns^2 np^6. Sebagai contoh, ion oksigen (O^2-) memiliki konfigurasi elektron [He] 2s^2 2p^6. Ion ini memiliki kulit terluar yang terdiri dari tiga subkulit (2s^2 2p^6), yang berarti kulit terluarnya bukanlah ns^2 np^6.

Pengecualian terhadap aturan kulit terluar ns^2 np^6 ini terjadi karena kompleksitas interaksi antara orbital elektron dalam atom atau ion tersebut. Faktor seperti energi subkulit dan stabilitas relatif juga mempengaruhi distribusi elektron dalam kulit terluar. Oleh karena itu, meskipun aturan umum adalah kulit terluar ns^2 np^6, ada pengecualian yang perlu dipertimbangkan.

ada beberapa contoh di mana atom atau ion memiliki kulit terluarnya yang tidak sesuai dengan aturan umum ns^2 np^6. Logam transisi