Selasa, 18 Juli 2023

Aset Yang Telah Tersertifikasi Hanya Dapat Dioperasikan Oleh

Judul: Asuhan Keperawatan pada Resiko Infeksi yang Berhubungan dengan Prosedur Invasif

Pendahuluan:
Prosedur invasif merupakan tindakan medis yang melibatkan penetrasi kulit atau membran mukosa, sehingga meningkatkan risiko infeksi pada pasien. Dalam artikel ini, kami akan membahas asuhan keperawatan yang tepat untuk mengurangi risiko infeksi pada pasien yang menjalani prosedur invasif.

1. Pemantauan Kebersihan Tangan:
Kebersihan tangan adalah tindakan pencegahan utama dalam mengurangi risiko infeksi. Perawat harus mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan setelah melakukan prosedur invasif pada pasien. Jika air dan sabun tidak tersedia, perawat dapat menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol. Pastikan juga pasien dan pengunjung menjaga kebersihan tangan mereka.

2. Penggunaan Alat dan Perlengkapan Steril:
Pastikan semua alat dan perlengkapan yang digunakan dalam prosedur invasif steril. Perawat harus memeriksa tanggal kadaluwarsa, integritas kemasan, dan memastikan bahwa alat-alat steril tidak terkontaminasi sebelum digunakan. Jika ada keraguan mengenai sterilitasnya, segera gantilah dengan yang baru.

3. Teknik Pengelolaan Limbah Medis yang Aman:
Limbah medis yang dihasilkan selama prosedur invasif harus dikelola dengan benar untuk menghindari penyebaran infeksi. Pastikan limbah medis yang terkontaminasi ditangani sesuai dengan protokol pengelolaan limbah medis yang ditetapkan. Penggunaan wadah limbah yang tepat dan pemisahan limbah sesuai dengan jenisnya sangat penting dalam mencegah penyebaran infeksi.

4. Penggunaan Sarung Tangan dan Alat Pelindung Diri (APD):
Perawat harus menggunakan sarung tangan sterile atau non-sterile saat melakukan prosedur invasif. Sarung tangan harus diganti setelah satu tindakan dan sebelum melakukan tindakan lain pada pasien yang sama. perawat juga perlu menggunakan APD seperti masker dan pelindung mata jika diperlukan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi melalui droplet atau percikan.

5. Observasi dan Monitoring Pasien:
Selama prosedur invasif, perawat harus melakukan observasi dan monitoring pasien secara seksama. Perhatikan tanda-tanda infeksi seperti demam, kemerahan, pembengkakan, atau keluarnya cairan pada situs invasi. Jika ada indikasi infeksi, segera laporkan kepada tim medis untuk tindakan lebih lanjut.

6. Edukasi Pasien:
Memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya kebersihan dan tindakan pencegahan infeksi sangat penting. Berikan informasi mengenai tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh pasien, seperti menjaga kebersihan tangan, menjaga kebersihan luka, dan mengenali tanda-tanda infeksi. Pasien harus